Bersumber dari laman KritikFilm, Film Deadpool & Wolverine menjadi salah satu rilisan paling dinantikan tahun ini. Menggabungkan dua karakter ikonik dari dunia Marvel—Deadpool yang penuh canda sarkastik dan Wolverine yang garang nan muram, film ini menjanjikan sebuah pengalaman sinematik yang tak hanya penuh aksi, tapi juga dibumbui humor khas dan nostalgia bagi para penggemar lama. Disutradarai oleh Shawn Levy, film ini berhasil menyajikan kolaborasi luar biasa antara Ryan Reynolds dan Hugh Jackman dalam balutan dunia multiverse yang semakin berkembang dalam Marvel Cinematic Universe (MCU).
Bagi Anda yang penasaran dengan detil lebih lanjut, silakan baca selengkapnya Review Film Deadpool & Wolverine di bawah ini!
Salah satu daya tarik utama film ini adalah kembalinya Hugh Jackman sebagai Wolverine, setelah sebelumnya mengucapkan salam perpisahan dalam film Logan (2017). Kemunculannya kembali bukan hanya kejutan manis, tapi juga menjadi bahan bakar utama bagi nostalgia para penonton yang telah mengikuti perjalanan karakter ini sejak film X-Men pertama di tahun 2000.
Namun, jangan harap melihat Wolverine yang sama seperti dalam film Logan. Di sini, ia lebih “longgar”, sering kali menjadi sasaran lelucon Deadpool, namun tetap mempertahankan aura khasnya yang tangguh dan brutal. Dinamika antara Wolverine dan Deadpool menciptakan sebuah chemistry unik—semacam bromance penuh cacian yang justru menjadi pusat gravitasi film ini.
Seperti yang sudah diantisipasi, Deadpool versi Ryan Reynolds kembali tampil liar, sarkastik, dan penuh referensi meta. Kali ini, dengan bergabungnya karakter tersebut ke dalam semesta MCU secara resmi, pintu bagi humor lintas waralaba pun terbuka lebar. Film ini tidak segan-segan menertawakan Marvel sendiri, bahkan sesekali menyenggol film-film DC, dan tentu saja tidak lupa melempar sindiran ke Fox, studio yang dulu menaungi para mutan X-Men.
Selain itu, humor dalam film ini terasa lebih “bebas” namun tetap terarah. Banyak lelucon yang ditujukan kepada penonton dewasa, tapi juga tetap menyisipkan momen hangat yang memperkuat karakterisasi. Deadpool tetap menjadi pahlawan tidak konvensional yang justru menarik karena ketidaksempurnaannya.
Jika Anda mencari aksi tanpa jeda, film ini tidak akan mengecewakan. Dengan koreografi pertarungan yang cepat, brutal, namun penuh gaya, Deadpool & Wolverine mengingatkan kita pada asal usul kedua karakter ini yang sangat lekat dengan dunia komik. Adegan pertarungan dipenuhi dengan darah, potongan tubuh, dan tentu saja—komentar nyeleneh Deadpool di tengah baku hantam.
Tidak hanya mengandalkan aksi fisik, film ini juga membawa elemen time travel dan multiverse dengan cara yang lebih menyenangkan dibandingkan film-film MCU sebelumnya. Penonton tidak harus pusing memikirkan logika waktu atau cabang realitas, karena gaya penyampaian film ini yang ringan namun tetap menyuguhkan dampak dramatis yang cukup kuat.
Salah satu kekuatan tersembunyi film ini adalah kemampuannya membangkitkan nostalgia. Dengan berbagai cameo dari karakter-karakter lama, referensi pada film X-Men era 2000-an, serta penggabungan elemen-elemen dari semesta Marvel yang berbeda, penonton seolah diajak melakukan perjalanan waktu. Namun, nostalgia yang ditawarkan tidak terasa dipaksakan. Justru, elemen-elemen ini dimanfaatkan untuk memperdalam cerita dan menambah dimensi emosional, terutama bagi penggemar yang telah mengikuti perjalanan kedua karakter selama lebih dari dua dekade.
Deadpool & Wolverine bukan sekadar film superhero biasa. Ia adalah perayaan dari dua karakter yang berbeda namun saling melengkapi, dibalut dalam kisah yang penuh aksi, tawa, dan kenangan. Film ini berhasil menyeimbangkan antara kekacauan yang disengaja dengan narasi yang tetap solid dan menyentuh.
No Comments